Space Iklan Banner

Pengertian Biaya Overhead? Peran, Jenis-Jenis, Faktor, dan Cara Menghitung Biaya Overhead

Daftar Isi

 


Pengertian Biaya Overhead

Biaya overhead adalah biaya-biaya yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan untuk membiayai kegiatan operasional yang tidak dapat diidentifikasi secara langsung dengan produk atau layanan yang dihasilkan. Dengan kata lain, biaya overhead merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mempertahankan kegiatan operasional yang menghasilkan produk atau layanan, tetapi tidak terlibat secara langsung dalam proses produksi atau penjualan. Biaya overhead ini seringkali juga disebut sebagai biaya tidak langsung.

  • Definisi Biaya Overhead

Menurut Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), biaya overhead adalah biaya yang dikeluarkan untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan, baik yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam proses produksi. Biaya overhead ini dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu biaya overhead pabrik dan biaya overhead non-pabrik.

  • Komponen-komponen Biaya Overhead

Ada beberapa komponen yang dapat dikategorikan sebagai biaya overhead, di antaranya adalah biaya administrasi, biaya umum, dan biaya konsumsi. Biaya administrasi mencakup biaya yang terkait dengan manajemen dan pengawasan perusahaan, seperti gaji karyawan di bagian administrasi, biaya kantor, dan biaya peralatan kantor. Biaya umum mencakup biaya-biaya yang terkait dengan kegiatan operasional perusahaan, seperti biaya listrik, air, dan telepon. Sedangkan biaya konsumsi mencakup biaya-biaya yang terkait dengan penggunaan bahan-bahan yang tidak langsung terlibat dalam proses produksi, seperti bahan kantor dan bahan pembersih.

  • Perbedaan antara Biaya Overhead dan Biaya Langsung

Biaya overhead dan biaya langsung adalah dua konsep yang berbeda, meskipun keduanya seringkali digunakan secara bersamaan. Biaya langsung adalah biaya yang dapat diidentifikasi secara langsung dengan produk atau layanan yang dihasilkan, sedangkan biaya overhead tidak dapat diidentifikasi secara langsung dengan produk atau layanan yang dihasilkan. Contoh biaya langsung adalah bahan baku dan tenaga kerja langsung, sedangkan contoh biaya overhead adalah biaya administrasi dan biaya listrik.

Selain itu, biaya overhead juga cenderung tidak tetap dan sulit untuk diukur secara tepat. Hal ini berbeda dengan biaya langsung yang dapat diukur dengan lebih mudah dan lebih akurat. Biaya overhead juga akan terus berjalan meskipun produksi atau penjualan sedang berhenti, sehingga perusahaan harus memperhatikan dan mengelola biaya overhead dengan baik agar tidak terjadi kerugian.

 

Peran Biaya Overhead dalam Perusahaan

  1. Penentu Harga Jual

Biaya overhead merupakan salah satu faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan harga jual suatu produk atau layanan. Perusahaan harus memastikan bahwa harga jual tidak hanya mencakup biaya produksi, tetapi juga biaya overhead yang dikeluarkan.

  1. Pengendalian Biaya

Dengan memahami dan mengelola biaya overhead, perusahaan dapat mengendalikan pengeluaran dan meningkatkan efisiensi dalam proses produksi atau pelayanan. Hal ini dapat membantu perusahaan untuk meningkatkan profitabilitas dan daya saing.

  1. Evaluasi Kinerja

Biaya overhead juga dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja suatu departemen atau divisi dalam perusahaan. Dengan membandingkan biaya overhead yang dikeluarkan dengan target yang telah ditetapkan, manajemen dapat mengetahui efisiensi dan efektivitas dari suatu departemen/divisi.

  1. Pengambilan Keputusan

Pemahaman terhadap biaya overhead dapat membantu manajemen dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan investasi atau perluasan bisnis. Dengan mengetahui biaya overhead yang diperlukan untuk mendukung suatu proyek baru, manajemen dapat membuat keputusan yang lebih akurat dan terukur.

  1. Menjamin Kelangsungan Perusahaan

Biaya overhead yang dikeluarkan dalam operasional perusahaan adalah biaya yang harus ditanggung secara terus menerus. Namun, biaya ini juga sangat penting untuk menjaga kelangsungan perusahaan dan memastikan bahwa aktivitas bisnis dapat berjalan dengan lancar.

 

Jenis-Jenis Biaya Overhead

Biaya overhead adalah biaya-biaya yang tidak langsung terlibat dalam proses produksi barang atau jasa, tetapi dibutuhkan untuk menjaga keberlangsungan operasional perusahaan. Biaya overhead dapat mencakup biaya-biaya seperti biaya administrasi, biaya penjualan, biaya utilitas, dan biaya-biaya lain yang tidak secara langsung terkait dengan produksi barang atau jasa. Biaya overhead biasanya dihitung dan dialokasikan ke setiap produk atau layanan yang dihasilkan oleh perusahaan.

Jenis-jenis biaya overhead dapat bervariasi tergantung pada jenis bisnis atau industri yang dijalankan oleh perusahaan. Namun secara umum, biaya overhead dapat dibagi menjadi tiga kategori utama, yaitu biaya overhead tetap, biaya overhead variabel, dan biaya overhead semi-variabel.

1. Biaya Overhead Tetap

Biaya overhead tetap adalah biaya-biaya yang tidak berubah meskipun jumlah produksi atau penjualan berubah. Biaya overhead tetap ini harus dibayar oleh perusahaan terlepas dari seberapa banyak produk atau layanan yang dihasilkan. Contohnya adalah biaya sewa gedung, biaya asuransi, dan biaya gaji karyawan non-produksi.

2. Biaya Overhead Variabel

Biaya overhead variabel adalah biaya-biaya yang berubah seiring dengan jumlah produksi atau penjualan. Semakin banyak produk atau layanan yang dihasilkan, semakin besar biaya overhead variabel yang harus dibayarkan oleh perusahaan. Contohnya adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja produksi, dan biaya pengiriman.

3. Biaya Overhead Semi-Variabel

Biaya overhead semi-variabel adalah biaya-biaya yang memiliki unsur tetap dan variabel. Artinya, biaya ini terdiri dari komponen yang tetap dan komponen yang berubah tergantung pada jumlah produksi atau penjualan. Contohnya adalah biaya listrik, dimana biaya dasar listrik adalah tetap, namun biaya tambahan tergantung pada pemakaian listrik yang berubah-ubah.

4. Biaya Overhead Berdasarkan Fungsi

Selain kategori di atas, biaya overhead juga dapat dibagi berdasarkan fungsi atau departemen yang membutuhkan biaya tersebut. Berikut adalah beberapa jenis biaya overhead berdasarkan fungsi yang umum ditemukan dalam perusahaan:

  • Biaya Overhead Produksi

Biaya overhead produksi adalah biaya-biaya yang terkait dengan proses produksi barang. Biaya overhead produksi ini mencakup biaya-biaya seperti biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya pemeliharaan mesin, dan biaya depresiasi peralatan produksi.

  • Biaya Overhead Administrasi

Biaya overhead administrasi adalah biaya-biaya yang terkait dengan pengelolaan umum perusahaan. Biaya overhead ini mencakup biaya-biaya seperti biaya karyawan administrasi, biaya kantor, biaya utilitas kantor, biaya komunikasi, dan biaya pemeliharaan kantor.

  • Biaya Overhead Penjualan

Biaya overhead penjualan adalah biaya-biaya yang terkait dengan aktivitas pemasaran dan penjualan produk atau layanan. Biaya overhead penjualan ini mencakup biaya-biaya seperti biaya iklan, biaya promosi, biaya tenaga penjualan, dan biaya pengiriman.

  • Biaya Overhead Penelitian dan Pengembangan

Biaya overhead penelitian dan pengembangan adalah biaya-biaya yang terkait dengan upaya perusahaan untuk meningkatkan dan mengembangkan produk atau layanan baru. Biaya overhead ini mencakup biaya-biaya seperti biaya laboratorium, biaya peralatan riset, dan biaya gaji peneliti.

 

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Biaya Overhead

Biaya overhead merupakan biaya yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan untuk menjalankan operasionalnya yang tidak langsung terkait dengan produksi barang atau jasa. Biaya overhead ini terdiri dari berbagai macam biaya seperti biaya administrasi, biaya pemeliharaan gedung dan peralatan, biaya utilitas, biaya perawatan dan lain-lain.

Dalam setiap perusahaan, biaya overhead menjadi salah satu bagian yang sangat penting karena dapat berpengaruh pada keuntungan yang diterima oleh perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus mampu mengelola biaya overhead dengan efektif agar tidak melebihi anggaran yang telah ditetapkan. Namun, ternyata ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi besarnya biaya overhead yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. Apa saja faktor-faktor tersebut? Simak penjelasan di bawah ini.

  1. Skala Produksi
    Faktor pertama yang mempengaruhi biaya overhead adalah skala produksi. Semakin besar jumlah produksi yang dilakukan oleh perusahaan, semakin tinggi pula biaya overhead yang harus dikeluarkan. Hal ini disebabkan karena semakin banyak barang atau jasa yang diproduksi, semakin besar pula kebutuhan akan sumber daya seperti bahan baku, tenaga kerja, dan lain-lain. Sebagai contoh, jika sebuah perusahaan memproduksi 100 unit barang, biaya overhead yang dikeluarkan akan berbeda dengan jika perusahaan tersebut hanya memproduksi 50 unit barang.

  2. Jenis Industri
    Faktor selanjutnya yang mempengaruhi biaya overhead adalah jenis industri yang dijalankan oleh perusahaan. Setiap industri memiliki karakteristik yang berbeda dan membutuhkan biaya overhead yang berbeda pula. Misalnya, industri manufaktur memiliki biaya overhead yang lebih tinggi dibandingkan dengan industri jasa karena membutuhkan peralatan yang lebih banyak dan biaya pemeliharaan yang lebih tinggi.

  3. Lokasi Perusahaan
    Lokasi perusahaan juga dapat mempengaruhi biaya overhead yang dikeluarkan. Jika perusahaan berlokasi di kota besar, tentunya biaya overhead seperti sewa gedung, listrik, dan air akan lebih tinggi dibandingkan jika perusahaan berlokasi di kota kecil. Selain itu, lokasi perusahaan yang berada di pinggir kota atau di daerah terpencil juga dapat mempengaruhi biaya transportasi dan distribusi yang lebih tinggi.

  4. Teknologi yang Digunakan
    Penggunaan teknologi yang canggih dapat mengurangi biaya overhead yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. Namun, di sisi lain, investasi awal untuk membeli teknologi tersebut dapat memberikan beban biaya overhead yang lebih tinggi untuk jangka waktu tertentu. Namun, jangka panjangnya, teknologi yang canggih dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas sehingga dapat mengurangi biaya overhead secara keseluruhan.

  5. Karyawan dan Upah
    Faktor lain yang dapat mempengaruhi biaya overhead adalah jumlah karyawan dan besarnya upah yang dibayarkan oleh perusahaan. Semakin banyak karyawan yang bekerja, semakin besar juga biaya overhead yang harus dikeluarkan untuk gaji, tunjangan, dan fasilitas lainnya. Selain itu, besarnya upah yang dibayarkan juga dapat berpengaruh pada biaya overhead karena jika upah yang diberikan terlalu tinggi, perusahaan harus mengambil anggaran tambahan dari biaya overhead untuk menutupi biaya tersebut.

  6. Pengelolaan Biaya
    Terakhir, faktor yang juga dapat mempengaruhi biaya overhead adalah pengelolaan biaya yang dilakukan oleh perusahaan. Jika perusahaan mampu mengelola biaya overhead dengan baik dan efisien, maka biaya overhead yang dikeluarkan akan menjadi lebih rendah. Namun, jika pengelolaan biaya tidak efektif, biaya overhead yang dikeluarkan pun akan menjadi lebih besar dan dapat memberikan beban yang berat bagi perusahaan.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa biaya overhead merupakan salah satu aspek penting yang harus diperhatikan dalam pengelolaan bisnis. Perusahaan harus mampu mengelola biaya overhead dengan efektif agar tidak melebihi anggaran yang telah ditetapkan. Selain itu, perusahaan juga harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi biaya overhead tersebut untuk dapat mengambil langkah yang tepat dalam mengelola biaya overhead yang efektif. Semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi Anda yang memiliki bisnis maupun yang sedang belajar tentang manajemen biaya dalam sebuah perusahaan.

 

Masalah Utama yang Timbul dari Biaya Overhead

Ada beberapa masalah utama yang seringkali muncul dari biaya overhead, yaitu:

1. Biaya yang Tidak Terkendali

Biaya overhead seringkali sulit untuk dikendalikan oleh manajemen perusahaan, terutama karena biaya ini tidak terkait langsung dengan produksi atau jasa yang ditawarkan. Hal ini membuat sulit bagi manajemen untuk memprediksi dan mengontrol biaya overhead, sehingga seringkali biaya ini menjadi tidak terkendali dan meningkat secara tidak terduga. Hal ini dapat menyebabkan kerugian bagi perusahaan dan menurunkan profitabilitasnya.

2. Pengaruh Terhadap Harga Jual

Biaya overhead yang meningkat juga dapat berdampak pada harga jual produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Jika biaya overhead meningkat, perusahaan mungkin akan terpaksa menaikkan harga jual produk atau jasa agar bisa tetap mendapatkan keuntungan. Namun, kenaikan harga ini dapat membuat produk atau jasa menjadi lebih mahal dan tidak bersaing di pasaran, sehingga dapat menurunkan penjualan perusahaan.

3. Menghambat Efisiensi Produksi

Biaya overhead yang tinggi juga dapat menghambat efisiensi produksi perusahaan. Biaya overhead yang tinggi seringkali disebabkan oleh adanya proses produksi yang tidak efisien, seperti terlalu banyaknya tahapan produksi atau penggunaan bahan baku yang tidak efisien. Hal ini dapat menyebabkan waktu produksi yang lebih lama dan biaya yang lebih tinggi, serta menurunkan produktivitas perusahaan.

 

Cara Mengatasi Masalah Biaya Overhead

Untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul dari biaya overhead, perusahaan dapat menerapkan beberapa strategi, antara lain:

1. Analisis Biaya Overhead

Analisis biaya overhead adalah langkah pertama yang perlu dilakukan oleh perusahaan untuk mengatasi masalah biaya overhead. Dengan melakukan analisis ini, perusahaan dapat mengetahui secara detail komponen-komponen biaya overhead yang paling tinggi, sehingga dapat ditentukan langkah-langkah untuk mengurangi biaya tersebut.

2. Pengendalian Biaya Overhead

Setelah mengetahui komponen-komponen biaya overhead yang paling tinggi, perusahaan perlu melakukan pengendalian biaya overhead. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menetapkan anggaran yang tepat untuk setiap komponen biaya overhead, serta memantau dan mengontrol penggunaan biaya tersebut secara teratur.

3. Peningkatan Efisiensi Produksi

Perusahaan juga perlu melakukan peningkatan efisiensi produksi untuk mengurangi biaya overhead yang tinggi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memperbaiki proses produksi yang tidak efisien, menggunakan teknologi yang lebih canggih dan efisien, serta meningkatkan penggunaan bahan baku yang lebih efisien.

4. Outsourcing

Outsourcing adalah strategi yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengurangi biaya overhead. Dengan outsourcing, perusahaan dapat memindahkan beberapa proses produksi atau layanan tertentu kepada pihak ketiga yang lebih ahli dan efisien, sehingga dapat mengurangi biaya overhead yang harus ditanggung oleh perusahaan.

5. Peningkatan Kualitas Produk

Peningkatan kualitas produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan dapat menjadi strategi yang efektif untuk mengatasi masalah biaya overhead. Kualitas produk yang baik dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dan meningkatkan penjualan perusahaan, sehingga dapat menutupi biaya overhead yang harus ditanggung.

 

 

Cara Menghitung Biaya Overhead

Biaya overhead merupakan salah satu elemen penting dalam perhitungan biaya produksi suatu produk atau jasa. Biaya overhead adalah biaya yang tidak dapat diatribusikan secara langsung ke produk atau jasa tertentu, namun tetap diperlukan dalam proses produksi. Contoh biaya overhead antara lain biaya listrik, biaya air, biaya depresiasi peralatan, dan biaya tenaga kerja tidak langsung.

Dalam bisnis, penghitungan biaya overhead yang akurat sangatlah penting karena dapat mempengaruhi harga jual produk atau jasa yang ditawarkan. Jika biaya overhead dihitung terlalu rendah, maka harga jual produk atau jasa akan menjadi tidak realistis dan dapat menyebabkan kerugian bagi perusahaan. Sebaliknya, jika biaya overhead dihitung terlalu tinggi, maka harga jual produk atau jasa akan menjadi terlalu mahal dan dapat mengurangi daya saing perusahaan.

Berikut ini adalah langkah-langkah untuk menghitung biaya overhead yang dapat Anda terapkan dalam bisnis Anda:

  1. Identifikasi Biaya Overhead

Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi semua biaya overhead yang terkait dengan proses produksi. Biaya overhead dapat dikategorikan menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah meskipun jumlah produksi meningkat atau menurun, seperti biaya sewa gedung atau biaya asuransi. Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang berubah sesuai dengan jumlah produksi, seperti biaya bahan baku atau biaya tenaga kerja langsung.

  1. Tetapkan Metode Pengalokasian Biaya Overhead

Setelah mengidentifikasi biaya overhead, langkah selanjutnya adalah menetapkan metode pengalokasian biaya overhead yang paling sesuai dengan jenis bisnis Anda. Ada beberapa metode yang dapat digunakan, di antaranya adalah metode biaya langsung, metode jam kerja langsung, dan metode unit produksi.

Metode biaya langsung menggunakan biaya bahan baku sebagai dasar pengalokasian biaya overhead. Metode ini cocok digunakan pada bisnis yang memproduksi produk dengan biaya bahan baku yang signifikan.

Metode jam kerja langsung menggunakan jam kerja langsung sebagai dasar pengalokasian biaya overhead. Metode ini cocok digunakan pada bisnis yang memiliki tingkat otomatisasi yang tinggi dan tenaga kerja tidak langsungnya sangat sedikit.

Metode unit produksi menggunakan jumlah unit produksi sebagai dasar pengalokasian biaya overhead. Metode ini cocok digunakan pada bisnis yang memproduksi produk dengan variasi yang banyak dan biaya bahan baku yang kecil.

  1. Hitung Tingkat Aktivitas

Tingkat aktivitas adalah jumlah satuan yang digunakan untuk mengukur penggunaan biaya overhead. Tingkat aktivitas ini akan menjadi dasar dalam mengalokasikan biaya overhead ke produk atau jasa yang diproduksi. Misalnya, jika metode yang digunakan adalah metode jam kerja langsung, maka tingkat aktivitas yang digunakan adalah jumlah jam kerja langsung yang dibutuhkan dalam proses produksi.

  1. Hitung Biaya Overhead per Tingkat Aktivitas

Langkah selanjutnya adalah menghitung biaya overhead per tingkat aktivitas. Biaya overhead per tingkat aktivitas diperoleh dari total biaya overhead di bagian 1 dibagi dengan tingkat aktivitas yang telah ditentukan di bagian 3.

  1. Hitung Biaya Overhead per Produk atau Jasa

Setelah mengetahui biaya overhead per tingkat aktivitas, langkah terakhir adalah mengalokasikan biaya overhead ke produk atau jasa yang diproduksi. Hal ini dilakukan dengan mengalikan biaya overhead per tingkat aktivitas dengan jumlah tingkat aktivitas yang digunakan pada setiap produk atau jasa.

Contoh:

Misalnya sebuah perusahaan memproduksi dua jenis produk, yaitu A dan B. Rincian biaya overhead per bulan adalah sebagai berikut:

  • Biaya listrik: Rp 10.000.000
  • Biaya air: Rp 5.000.000
  • Biaya depresiasi peralatan: Rp 15.000.000
  • Biaya tenaga kerja tidak langsung: Rp 25.000.000
  • Jumlah jam kerja langsung: 1.000 jam
  • Jumlah unit produksi: 2.000 unit

Maka, biaya overhead per jam kerja langsung adalah (Rp 10.000.000 + Rp 5.000.000 + Rp 15.000.000 + Rp 25.000.000) ÷ 1.000 jam = Rp 55.000 per jam.

Sedangkan biaya overhead per unit produksi adalah (Rp 10.000.000 + Rp 5.000.000 + Rp 15.000.000 + Rp 25.000.000) ÷ 2.000 unit = Rp 27.500 per unit.

Dengan demikian, jika produk A menggunakan 100 jam kerja langsung dan memproduksi 200 unit, maka biaya overhead yang harus dialokasikan ke produk A adalah (100 jam × Rp 55.000 per jam) + (200 unit × Rp 27.500 per unit) = Rp 5.500.000 + Rp 5.500.000 = Rp 11.000.000.

Sedangkan untuk produk B yang menggunakan 200 jam kerja langsung dan memproduksi 400 unit, biaya overhead yang harus dialokasikan adalah (200 jam × Rp 55.000 per jam) + (400 unit × Rp 27.500 per unit) = Rp 11.000.000 + Rp 11.000.000 = Rp 22.000.000.

Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, Anda dapat menghitung biaya overhead dengan lebih akurat dan menentukan harga jual produk atau jasa yang sesuai dengan biaya produksi. Selain itu, penggunaan metode pengalokasian yang tepat juga dapat membantu mengontrol biaya overhead yang dikeluarkan oleh perusahaan. Semoga informasi ini bermanfaat untuk Anda dalam mengelola bisnis Anda.

 

Strategi Pengendalian Biaya Overhead

Pengendalian biaya overhead merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam mengelola sebuah bisnis. Biaya overhead sendiri merujuk pada semua biaya yang tidak terkait langsung dengan produksi atau penjualan, seperti biaya administrasi, biaya pemasaran, dan biaya utilitas. Biaya overhead yang tidak terkendali dapat menyebabkan pengeluaran yang tidak perlu dan pada akhirnya dapat mengurangi keuntungan perusahaan.

Oleh karena itu, strategi pengendalian biaya overhead menjadi sangat penting untuk diterapkan dalam sebuah organisasi. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah melalui analisis rasio overhead. Analisis rasio overhead adalah suatu metode yang digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan biaya overhead dalam suatu perusahaan. Dengan melakukan analisis ini, kita dapat mengetahui seberapa besar penggunaan biaya overhead dibandingkan dengan total biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan.

Langkah pertama dalam melakukan analisis rasio overhead adalah dengan mengidentifikasi semua biaya overhead yang dikeluarkan oleh perusahaan. Setelah itu, kita dapat menghitung rasio overhead dengan membagi total biaya overhead dengan total biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Misalnya, jika total biaya overhead adalah Rp 500 juta dan total biaya perusahaan adalah Rp 1 miliar, maka rasio overhead adalah 50%.

Setelah mengetahui rasio overhead, langkah selanjutnya adalah membandingkannya dengan rasio overhead di industri sejenis. Jika rasio overhead perusahaan kita lebih tinggi daripada rasio industri, maka hal ini menandakan adanya potensi penghematan biaya overhead yang bisa dilakukan. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengendalikan biaya overhead adalah dengan mengurangi biaya administrasi, menggunakan teknologi yang lebih efisien, atau memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara optimal.

Selain melalui analisis rasio overhead, penerapan lean management juga dapat menjadi strategi yang efektif dalam mengendalikan biaya overhead. Lean management adalah suatu metode manajemen yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi pemborosan dalam proses produksi. Dengan menerapkan lean management, perusahaan dapat mengidentifikasi dan mengeliminasi semua jenis pemborosan, termasuk biaya overhead yang tidak perlu.

Salah satu teknik lean management yang dapat diterapkan untuk mengendalikan biaya overhead adalah Value Stream Mapping. Teknik ini melibatkan pemetaan dan analisis semua aktivitas yang terjadi dalam sebuah proses produksi, termasuk biaya overhead yang terlibat. Dengan melakukan pemetaan ini, perusahaan dapat mengetahui proses mana yang menyebabkan pemborosan biaya overhead dan memperbaikinya.

Selain itu, penerapan lean management juga dapat meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya. Dengan mengurangi pemborosan sumber daya, seperti waktu, tenaga kerja, dan bahan baku, perusahaan dapat menghemat biaya overhead yang sebelumnya digunakan untuk kegiatan yang tidak produktif. Hal ini juga dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas produk yang dihasilkan, sehingga dapat meningkatkan keuntungan perusahaan.

Penerapan lean management juga dapat membantu perusahaan untuk menciptakan budaya berhemat dan efisien di semua tingkatan organisasi. Dengan melibatkan semua karyawan dalam proses perbaikan yang berkelanjutan, perusahaan dapat mencapai efisiensi yang lebih tinggi dalam penggunaan sumber daya dan mengendalikan biaya overhead.

Dengan menerapkan strategi pengendalian biaya overhead melalui analisis rasio overhead dan penerapan lean management, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi dan mengurangi pengeluaran yang tidak perlu. Hal ini akan berdampak positif pada keuntungan perusahaan dan memperkuat posisi kompetitif di pasar. Oleh karena itu, penting bagi setiap perusahaan untuk selalu memperhatikan dan mengendalikan biaya overhead dengan efektif dan efisien.

 

 

Posting Komentar

Space Iklan Banner